Halaman

Sabtu, 30 November 2013

Cerita Akhir Bulan

        Akhir bulan itu menyimpan banyak cerita. Banyak cerita perjuangan mempertahankan hidup, bila ternyata tak punya cukup simpanan. Mereka yang berstatus sebagai mahasiswa kos-kosan adalah yang paling familiar, juga paling rentan dan sensitif terhadap yang namanya akhir bulan. Akhir bulan buat mahasiswa kos-kosan itu ibarat datang bulan buat kaum hawa. Bawaannya jadi sensitif, apalagi pas lagi ngumpul bareng dan ternyata obrolannya uda sampai pada topik "habis ini mau makan dimana?". Itu pertanyaan sensitif banget men, soalnya bakal ngingetin dia akan isi dari dompetnya, tipis. Mending tipis, kalau kosong? Itu pertanyaan jahat banget, udah ngingetin dia akan realita kehidupan mahasiswa kosan akhir bulan yang sesungguhnya. Bukannya gimana-gimana ya, tapi pertanyaan mahasiswa kosan akhir bulan gak sampai sejauh itu soalnya, mereka cuma mengenal satu pertanyaan mendasar "habis ini bisa makan apa?(Ya Tuhan)". Jadi, berbahagialah wahai kalian yang masih bisa bertanya habis ini mau makan dimana pas akhir bulan. Kalau jadi anak rumahan enak, jawabannya jelas, tinggal bilang "makan dirumah dong biar hemat". Lah kalau jadi anak kosan, absurd banget kan kalau harus ngejawab, "makan dikosan dong biar hemat". Emangnya sejak kapan bapak sama ibu kos jadi orang tua kamu, yang bisa masakin tiap hari. Ya bisa sih, kalau ternyata kamu malah ngekosnya di rumah orang tua sendiri. Sehemat-hematnya juga itu kalau di kosan ada magic jar. Magic itu artinya sihir dan jar itu artinya guci, jadi kalau diterjemahin artinya adalah guci sihir, soalnya dia bisa nyulap beras jadi nasi, kalau colokannya dipasang dan gak mati lampu. Lah kalau gak punya magic jar? Kasian kan, itulah kenapa pertanyaan "habis ini mau makan dimana?" harus kamu hindari sebagai topik obrolan di akhir bulan, demi menghormati perasaan mahasiswa kosan akhir bulan yang sedang sensitif.